Malam itu, jam 23.30 ketika semua lampu rumah sudah dimatikan, kita semua siap-siap untuk tidur, tiba-tiba..

Terdengar isakan tangis dari pojok kamar, dari arah ranjang atas tempat kakak Asiya tidur..

"Mi Asiya.. kakak kenapa tuh?" tanya abi.
"Nggak tahu, tanya aja sendiri", jawab umi sambil masih sibuk dengan adik Anas yang belum mau tidur-tidur.

Abi pun bangun dari tempat tidur, menuju ranjang kakak, berpanjatan pada ranjang kakak Afra yang dibawah sambil pegangan besi ranjang atas berusaha mengelus kakak dan bertanya lirih, "kakak kenapa?" "ada yang sakit?", "tadi berantem sama adik atau temen?"

Kakak Asiya sambil masih terisak tidak menjawab, diam saja.
"Ya udah kalau gak mau jawab, tapi sekarang tolong diam ya, berhenti nangisnya, udah malam, semua udah mau tidur, besok abi harus bangun pagi-pagi kerja."

Kakak Asiya masih belum menghentikan isakan tangisnya.
"Ayo udah berhenti nangisnya!", kata abi agak keras sambil turun dari ranjang kakak dan kembali ke tempat tidur.
Kakak Asiya masih menangis lirih.

"Mi, coba umi yang tanya, mungkin kakak mau cerita kalau umi yang tanya", bujuk abi.

"Kakak kenapa, ada apa tadi, kok sekarang nangis?" tanya umi.
Kakak Asiya belum mau jawab, sambil masih terus menangis.
Akhirnya umi bangun dari tempat tidur, menyerahkan adik Anas ke abi dan menuju ranjang kakak Asiya.

Sambil mengelus kakak umi bertanya lirih, "kenapa kakak menangis?"
Huaaaaaaaaaaaaa....
Tangisan kakak malah meledak keras sambil teriak, "Takut Dajjaaaaaal!"

* * * * *

Ceritanya bermula sore itu, selepas maghrib, umi yang ada pengajian, menyiapkan list pada abi, daftar belanjaan yang harus dibeli di supermarket. Waktu belanja adalah waktu menyenangkan untuk anak-anak, yang gak akan dilewatkan, dan pasti pingin ikut semua, kakak-kakak Asiya dan Afra sudah menyiapkan list daftar belanjaan mereka sendiri, macam-macam makanan ringan dan kue yang sudah diingat-ingat dalam hati mereka siap-siap untuk diminta nanti di supermarket, dan nanti kalau sudah terbeli list mereka, mereka akan nyuruh kita cepet-cepet belanjanya, supaya mereka masih sempet main di playground yang ada di depan supermarket, bahkan kadang-kadang tanpa menunggu kita selesai belanja mereka langsung keluar main sendiri.

Sore itu, seperti biasa kakak Asiya dan Afra ikut abi belanja, tibalah saatnya untuk belanja list mereka, sampai ke rak yang berisi macam-macam merek sereal.
"Aku mau yang warna pink, yang ada gambar tuan putrinya", kata kak Afra sambil menunjuk salah satu kotak sereal.
"Gak mau pink, gak mau tuan putri, udah bosen", kata kakak Asiya.
"Aku maunya yang ada hadiah di dalamnya", kata kakak Asiya sambil masih mencari sereal mana yang cocok.
"Ya udah, ini aja nih, ada hadiahnya didalam kotak, warnanya ijo, adik Afra khan biasanya suka", kata abi sambil mengambil salah satu kotak sereal, akhirnya semuanya setuju dengan sereal itu.

Setelah selesai belanja, dan main di playground setelah itu, kita pun pulang.
Sampai rumah anak-anak sudah gak sabar pingin buka kotak sereal yang tadi dibeli, penasaran apa hadiah di dalamnya, selain memang pengin serealnya untuk makaan malam. Mereka buka sendiri kotak sereal itu, dan dikeluarkan hadiah di dalamnya. Sebuah mainan boneka kecil salah satu karakter film terkenal, sebenarnya pada nggak begitu suka mainan itu, karena bentuknya monster yang nggak cantik, tapi karena baru dapat ya tetep dimainin, terutama oleh kakak Afra sampai-sampai dibawa ke kamar mandi dan dibawa tidur.

Storytime...
Sebelum tidur.. setelah semua selesai sikat gigi dan ganti baju tidur, biasanya adalah waktu cerita, meskipun dengan majalah dan buku cergam yang sudah pada sobek-sobek dan lusuh, dan sudah berkali-kali dibaca, mereka akan tetap semangat merayu abi atau umi untuk membacakannya, apalagi kalau pas lagi ada buku baru hasil pinjaman dari perpustakaan pengajian ibu-ibu.. gak ada bosennya diulang lagi, ulang lagi..

Malam itu, kakak Afra terlalu asyik dengan mainann barunya, sehingga begitu selesai ganti baju tidur langsung bawa mainan itu untuk diajak tidur.
Iseng-iseng abi pinjam mainan itu, lihat-lihat… wow.. wow.. ternyata…

.. Bukan karena anti film kartun.. meskipun ada seleksi terhadap beberapa film..
.. Bukan pula peminat teori konspirasi illuminati..

Tapi..
Memang bentuk karakter kartun hadiah dari kotak sereal itu.. (belakangan baru tahu namanya Mike).. sangat-sangat tidak cantik.. dan malah menyeramkan.. walaupun sedang ketawa..

Dan…

Kalau diamat-amati.. (gambar asli seperti diilustrasi setelah dibuang ditempat sampah diphoto hehe).. ada beberapa kemiripan dengan ciri-ciri Dajjal.. fitnah terbesar yang akan menimpa manusia.. dan yang diwanti-wanti oleh Rasulullah dan diajarkan doa supaya dijauhkan darinya..

Maka..

"Kak.. boneka ini kita buang aja yahh..!" bujuk abi ke kakak-kakak.
"Jelek khan bentuknya, monster hijau bermata satu, bertangan kaki panjang lebar.. hiiiii.. !" kata abi meneruskan.
"Dan bentuknya itu kayak Dajjal.. kalain ingin tahu siap Dajjal..?!"

Dan sebagai pengganti baca cergam malam itu, maka mulailah abi menceritakan apa dan siap dajjal itu.. dengan titik tekan pemahaman keimanan pada hari kiamat yang diantara cirinya akan muncul sebelumnya dajjal.. dengan harapan juga sebagai pengingat, sehingga tidak termasuk dalam hadits Rasulullah: "Dajjal tidak akan muncul sehingga manusia telah lupa untuk mengingatnya dan para Imam tidak lagi menyebut-nyebutnya di atas mimbar-mimbar.” (HR. Ahmad 16073).

Kakak Asiya dan Afra terpukau dan tersihir dengan cerita abinya.. dan diakhir cerita, kakak Asiya langsung membuang boneka hadiah tadi ke tempat sampah.. dan semua bersiap-siap tidur.. lampu-lampu rumah dimatikan.. hingga teriakan kakak Asiya tadi..

"Takut Dajjaaaaaal!"
Umi langsung bangun dari tempat tidur dan langsung berusaha mengelus dan memeluk kakak..

"Kakak nggak usah takut… nggak usah nangis.. kita berdo'a semoga kita semua dijauhkan dari dajjal..", "Makanya kakak rajin ngajinya.. hafalannya.. biar dijaga Allah dari Dajjal.."

"Mau tidur dikasur uki malam ini?" ajak umi.. kakak mengangguk tanda setuju.
Akhirnya malam itu.. pertama kalinya kita tidur berlima seranjang.. sesak-sesakan gak papa.. malah anget…

* * * * *

- Alhamdulillah… beberapa hari setelah kejadian dajjal malam itu.. kakak Asiya berhasil menyelesaikan hafalah Juz Ammanya.. dan sekarang sudah mulai hafalan juz 29 Tabarak.. semoga nanti bisa jadi hafidzah..

- Alhamdulillah sekarang kakak Asiya juga sudah hafal doa berlindung dari Dajjal yang biasa dibaca diantaranya sebelum salam pada tahiyyat akhir sholat.

- Dan alhamdulillah.. sekarang setiap malam sebelum tidur, selain baca doa tidur.. kakak Asiya dan Afra tidak lupa juga membaca Surat Al Ikhlas, AlFalaq dan Annas tiga kali.

Semoga kita semua diberikan perlindungan Allah dan dijauhkan dari fitnah dan ujian Dajjal..
Amiiiin…

Kuwait 2.9.2013
@noorahasana


Di hari pertama masuk kerja setelah libur idul fithri ini, saya akan mengupas tuntas tentang ucapan selamat pada hari raya, meskipun sudah lewat, tapi saya masih merasa ada yang mengganjal dihati kalau gak dituntaskan bisa bahaya.. :), sejak sebelum hari raya dengan maraknya kiriman ucapan selamat yang belum sempat dibalas, maka saya balas disini meskiput telat: Taqabbalallahu minna wa minkum, Kullu 'Aam wa Antum Bikhair, Minal Aidiin wal Faizin, Selamat Idul Fithri 1434 H.

Selain pembahasan tentang ucapan selamat secara umum, ada pembahasan khusus tentang frasa yang sangat terkenal dan umum diucapkan ditanah air Indonesia yaitu lafadz "Minal Aidin wal Faizin", karena banyak yang menggunakannya tanpa tahu maknanya, sebaliknya ada yang melarang dan menyalahkannya tanpa alasan yang kuat.

1- Ucapan Selamat
Seiring dengan semakin mudahnya cara berkomunikasi dan berbagi ilmu pengetahuan, maka akhir-akhir ini sudah banyak yang tahu tentang ucapan yang dicontohkan oleh para sahabat-sahabat Rasulullah ketika tiba hari raya Ied, yaitu ucapan: "TAQABBALALLAH MINNA WA MINKA/MINKUM"  تقبل الله منا ومنكم
Selain lafadz/ frasa di atas, ada banyak ucapan selamat yang biasa diucapkan sesama muslim, terutama di daerah arab ketika tiba musim raya, diantaranya:
- Eid Mubarak   عيد مبارك
- Eid Sa'eid   عيد سعيد
- Kullu 'Aam wa Antum Bikhair   كل عام وأنتم بخير
- Mubarak alaikum al Eid/ Syahr   مبارك عليكم الشهر/العيد
- 'Asaakum min 'Awwadah   عساكم من عوادة
- Minal Aidiin wal Faizin   من العائدين والفائزين
- Dll..

Jadi apa hukumnya mengucapkan selamat pada hari Idul Fithri/ Adha dengan ucapan selain "TAQABBALALLAH MINNA WA MINKA/MINKUM"  تقبل الله منا ومنكم ؟؟

- Saya hanya dapati seorang Seikh khalaf (kontemporer) yang menyetarakan ucapan-ucapan selain Taqabbalallah dengan bid'ah (tertolak dan tidak diterima) dan menyamakannya dengan perlakuan orang-orang yahudi yang menggantikan sesuatu yang baik dengan yang tidak baik أَتَسْتَبْدِلُوْنَ الَّذِيْ هُوَ أَدْنَى بِالَّذِيْ هُوَ خَيْرً
"Artinya : Apakah kalian ingin mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik.?"

- Sedangkan hampir semua ulama kontemporer lainnya, bahkan yang terkenal fatwa-fatwanya biasanya cukup ketat seperti Syeikh Bin Baz dan Bin Utsaimin, tidak sampai menjadikannya bid'ah.. detailnya:

- Syeikh Abdul Aziz bin Baz:
"Tidak apa-apa seorang muslim mengucapkan bagi saudaranya pada hari ied dengan ucapan" Taqabbalallahu minna wa minka a'malanassholihah" (Semoga Allah menerima dari kami dan kalian amal-amal sholih, Aku tidak tahu dalam hal ini suatu nash (dalil), tetapi seorang mukmin sepatutnya mendoakan untuk saudaranya dengan doa-doa yang baik" (Fatawa Bin Baz Jilid 13).

- Syeikh Ibnu Utsaimin:
"Memberi ucapan selamat pada hari raya hukumnya boleh, tidak ada lafadz khusus, tetapi apa yang biasa diucapkan orang maka boleh selama tidak ada kesalahan (dosa)".

Beliau menambahkan: "Memberi ucapan selamat hari raya telah dilakukan beberapa sahabat Radhiallahuanhum, dan seandainya pun mereka tidak melakukannya, maka hal itu adalah termasuk dalam hal
-hal yang biasa dilakukan manusia, memberi ucapan selamat sesama mereka karena sampai pada hari raya dan sempurna puasa dan qiyamnya".

Ketika ditanya: “Apa hukum jabat tangan, saling berpelukan dan saling mengucapkan selamat setelah shalat ied?” beliau menjawab: “Perbuatan itu semua dibolehkan. Karena orang-orang tidaklah menjadikannya sebagai ibadah dan bentuk pendekatan diri pada Allah. Ini hanyalah dilakukan dalam rangka adat (kebiasaan), memuliakan dan penghormatan. Selama itu hanyalah adat (kebiasaan) yang tidak ada dalil yang melarangnya, maka itu asalnya boleh. Sebagaimana para ulama katakan, ‘Hukum asal segala sesuatu adalah
boleh. Sedangkan ibadah itu terlarang dilakukan kecuali jika sudah ada petunjuk dari Allah dan Rasul-Nya’.” (Majmu’ Fatawa Rosail Ibni ‘Utsaimin).

- Syeikh Muhammad Al Munajjid:
"Jika seorang Muslim mengucapkan bagi saudaranya sembarang ucapan yang baik (pada hari raya), maka itu tidak apa-apa".

Beliau ditanya tentang hukum mengucapkan "Minal Aidin" dan kemudian jawabannya "Minal Faizin", beliau menjawab: Tidak apa-apa dengan lafadz ini, karena mereka maksud dengan Minal Aidin yaitu orang-orang yang hari raya akan kembali kepada mereka, sedangkan Minal Faizin (Termasuk orang-orang yang menang) yaitu menang di dunia dan di akhirat.

Dari pendapat Ulama yang lebih terdahulu, ada Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah, beliau ditanya tentang ucapan selamat pada hari raya dan yang biasa diucapkan dilisan manusia yaitu "Eiduk Mubarak" dan yang semacamnya, beliau menjawab: “Adapun tentang ucapan selamat ketika hari raya (ied) seperti sebagian orang mengatakan pada yang lainnya ketika berjumpa setelah shalat ied, “Taqobbalallahu minna wa minkum wa AHAALAHULLAHU ALAIKA” dan semacamnya, maka seperti ini telah diriwayatkan oleh beberapa sahabat Nabi. Mereka biasa mengucapkan semacam itu dan para imam juga memberikan keringanan dalam
melakukan hal ini sebagaimana Imam Ahmad dan lainnya. Akan tetapi, Imam Ahmad mengatakan, “Aku tidak mau mendahului mengucapkan selamat hari raya pada seorang pun. Namun kalau ada yang mengucapkan selamat padaku, aku akan membalasnya”. Imam Ahmad melakukan semacam ini karena menjawab ucapan selamat adalah wajib, sedangkan memulai mengucapkannya bukanlah sesuatu yang dianjurkan, dan bukan sesuatu yang dilarang. Barang siapa yang melakukan (mengucapkan selamat), maka sudah ada contoh. Dan barangsiapa yang meninggalkannya, ia pun memiliki contoh.”

Kesimpulan IMHO:
Kesimpulan dari pendapat-pendapat para ulama diatas, bahwa ucapan selamat pada hari raya adalah boleh dan termasuk hal-hal yang berkaitan dengan adat bukan ibadah, uacapan yang paling baik yaitu Taqabbalallhu minna waminkum, dan ucapan serta doa lainnya dibolehkan selama tidak ada hal yang bertentangan dengan syariat atau kesalahan (dosa).

2- Minal Aidin wal Faizin

Kita mulai dari beberapa "katanya":
a- Frasa Minal Aidin wal Faizin biasanya diucapkan bergandengan dengan frasa bahasa Indonesia Mohon Maaf Lahir Batin sambil bersalaman atau menyorongkan tangan.
b- Ada yang bilang bahwa frasa Minal Aidin wal Faizin hanya dikenal di Indonesia dan orang arab tidak ada yang mengerti.
c- Ada yang menolak frasa Minal Aidin wal Faizin, karena menganggap bahwa struktur kalimatnya tidak lengkap dan menyalahi bahasa Arab.
d- Ada yang bilang frasa Minal Aidin wal Faizin keliru, sebab dari segi makna kurang bagus dan rancu.

Mari kita kupas tuntas...

a- Minal Aidin wal Faizin # Mohon Maaf Lahir dan Batin 
Akhir-akhir ini semakin banyak yang tahu bahwa frasa Minal Aidin wal Faizin artinya BUKAN Mohon Maaf Lahir dan Batin, meskipun hal itu masih ramai dalam ucapan-ucapan selamat hari raya penggabungan dua frasa Minal Aidin wal Faizin # Mohon Maaf Lahir dan Batin, sehingga seakan-akan frasa Minal Aidin wal Faizin artinya Mohon Maaf Lahir dan Batin. Tentang arti dan asal usul frasa Minal Aidin wal Faizin kita akan bahas sambil jalan di paragraf-paragraf selanjutnya.

b- "Minal Aidin wal Faizin hanya dikenal di Indonesia dan orang arab tidak ada yang mengerti"..
Pernyataan ini biasanya dirujuk ke sebuah tulisan karya mantan wartawan majalah Tempo yang pernah menimba ilmu di sebuah negara arab bang Qaris Tajudin yang dibukukan dengan judul "Bahasa", atau kadang dirujuk ke pernyataan seorang ulama ketua MUI suatu daerah.. dan ada juga yang merujuk ke buku Lentera Hati karangan Prof. Quraisy Shihab.. lengkapnya beberapa pernyataan dari tiga narasumber itu berikut ini:
- Minal Aidin Wal Faizin tidak dikenal dalam budaya Arab.
- Minal aidin hanya dapat dimengerti oleh orang Indonesia.
- Kalimat ini (Minal Aidin Wal Faizin) tidak dikenal di Arab pada zaman sekarang, apalagi di zaman Rasulullah Saw.
- Minal aidin wal faidzin` tidak dikenal di dunia termasuk di negara-negara Arab karena itu hanya tradisi di Indonesia.
- Kalimat ini  tidak dikenal dalam struktur bahasa Arab.
- Frasa ini bisa ditemui dalam kamus bahasa Indonesia, tapi tidak ditemukan dalam kamus bahasa Arab, kecuali dalam lema kata per kata.
- Kalimat ini diambil dari bahasa Arab tetapi orang Arab sendiri juga tidak mengerti dengan kalimat "minal aidin walfaidzin".

I M H O...
Dengan tanpa menafikan hormat kepada para "alim ulama" dan para penulis terkenal yang menjadi rujukan... ini MHO tentang pernyataan-pernyataan di atas:
- Kalau tuan-tuan tidak tahu sesuatu perkara, bukan berarti bahwa perkara tersebut tidak ada.
- Mungkin frasa "Minal Aidin Wal Faizin" tidak dikenal di kampung arab yang tuan dulu tinggal dan bersosialisasi (itupun kalau tuan bersosialisasi), tapi di banyak kampung lain, frasa itu adalah frasa yang biasa diucapkan ketika hari raya, oleh orang arab asli bukan komunitas indonesia yang di arab saja.
- Masalah bahwa frasa itu tidak ada dalam (kebanyakan) kamus bahasa arab... benar sekali karena kebanyakan kamus adalah kamus kosakata bukan kamus idiom dan frasa.  Sebagaimana kita juga akan kesulitan menemukan sebuah frasa dalam bahasa apapun dalam kamus bahasa itu, kecuali dalam thesaurus khusus untuk frasa atau frasa finder.
- Dan bila kadang orang arab tidak faham ketika tuan atau orang Indonesia lainnya mengucapkan frasa ini di depan mereka, bukan langsung artinya bahwa mereka tidak faham, tapi bisa jadi karena cara pengucapan yang tidak sesuai dengan bahasa arab dan lebih dekat ke dialek Indonesia sehingga menyulitkan mereka memahaminya.
- Jadi... Frasa "Minal Aidin Wal Faizin" adalah dari bahasa arab, dan orang arab faham, juga menjadi frasa yang umum diucapkan ketika hari raya.
Berikut ini beberapa bukti:
- Saya sudah sebut di paragraf diatas tentang seorang Syeikh Muhammad Al Munajjid yang orang arab, ditanya orang arab juga tentang hukum mengucapkan "Minal Aidin dan Minal Faizin" linknya di sini: http://bit.ly/vG2dmd
- Ensiklopedia online paling terkenal bang Wikipedia pun menyebut frasa "Minal Aidin Wal Faizin" sebagai frasa yang biasa diucapkan sebagian besar bangsa arab pada waktu hari raya, link wikipedianya di sini: http://bit.ly/15u7ytH
- Dan kalau and cari arti frasa ini dalam bahasa arab di mesin pencari terkenal mbah google, anda akan jumpai kira-kira 169 ribu link dalam waktu 0.46 detik, seperti saya coba di sini: http://bit.ly/1boCq4A
- Jadi sekali lagi saya tegaskan... Frasa "Minal Aidin Wal Faizin" adalah dari bahasa arab, dan orang arab faham artinya, juga menjadi frasa yang umum diucapkan ketika hari raya.

c- Ada yang bilang: "Kalimat ini (Minal Aidin Wal Faizin) tidak dikenal dalam struktur bahasa Arab, struktur kalimatnya tidak lengkap dan menyalahi aturan bahasa Arab".

I M H O
Anda yang mengatakan hal diatas, silahkan anda belajar lagi bahasa arab level advance, biar tahu bahwa frasa Minal Aidin Wal Faizin, sesuai dengan struktur bahasa arab dan tidak menyalahinya, perkara
ia tidak lengkap, mari saya terangkan..
- "Minal Aidin Wal Faizin" adalah sebuah frasa bukan kalimat, atau dalam bahasa arabnya di sebut dengan "syibhul jumlah" yang terdiri dari "Jar' dan "Majrur".
- Syibhul Jumlah bagi para beginner sering disebut langsung sebagai sebuah khobar dalam sebuah misal:
زيد في البيت
زيد  I'rabnya adalah Mub'tada مبتدأ مرفوع
في البيت  Dalam level beginner bisa langsung di sebut/ di i'rabkan شبه الجملة جر ومجرور في محل رفع خبر. Untuk memudahkan.
Dalam level advance hal ini tidak bisa langsung diterima, karena Syibhul Jumlah adalah frasa yang harus berkaitan dengan kata/kalimat sebelumnya. Kata/kalimat sebelumnya bisa dan biasa dihilangkan.
Dalam kalimat diatas misalnya: زيد في البيت
Sebenarnya ada kata/kalimat yang dihilangkan dari kalimat diatas sebelum syibhul jumlah/ jar dan majrur, kata yang hilang itu bisa jadi adalah kata: :كائن atau يكون atau استقر atau مستقر atau yang lainnya.
Jadi lengkapnya:
زيد يكون في البيت
atau زيد كائن في البيت
atau زيد استقر في البيت
atau زيد مستقر في البيت
- Dalam banyak kasus, ketika percakapan sudah difahami artinya dan tidak perlu pengulangan, maka yang terucap hanya syibhul jumlah saja, dan kata atau kalimat lainnya dihilangkan semua, contoh dalam kalimat di atas:
زيد في البيت  Zaid di rumah.
Ketika seseorang bertanya misalnya أين زيد؟ Dimana Zaid?
Maka jawabannya bisa jadi lengkap: زيد في البيت
atau bisa saja karena sudah tidak perlu maka cukup mengucapkan في البيت dan itu sudah difahami.

- Kembali ke laptop... masalah frasa "Minal Aidin Wal Faizin" ini adalah frasa jar dan majrur yang sudah dihilangkan kata/kalimat sebelumnya karena sudah difahami bahwa ia bermakna do'a dan harapan, jadi lengkapnya bisa jadi:
Asaakum Minal Aidin Wal Faizin - عساكم من العائدين والفائزين
atau: Ad'uu lakum an takunu Minal Aidin Wal Faizin - أدعو لكم أن تكونوا من العائدين والفائزين
atau: Ja'alakumullahu Minal Aidin Wal Faizin - جعلكم الله من العائدين والفائزين
atau doa dan harapan lainnya yang berakhir dengan Minal Aidin Wal Faizin.

- Kesimpulannya... jadi saya tegaskan bahwa: Frasa "Minal Aidin Wal Faizin" sesuai dengan kaidah dan struktur bahasa arab serta tidak menyalahinya, ia lengkap dengan arti yang difahami yaitu doa dan harapan, kalimat do'a dan harapannya dihilangkan karena sudah cukup difahami.

d- Ada yang bilang "Frasa Minal Aidin wal Faizin keliru, sebab dari segi makna kurang bagus dan rancu."
Nukilan lengkapnya seperti ini: "Satu ucapan lagi yang keliru saat Idul Fithri, yakni ucapan “Minal ‘Aidin wal Faizin”. Ucapan ini dari segi makna kurang bagus. Arti dari ucapan tersebut adalah “Kita kembali dan meraih kemenangan”. Ini suatu kalimat yang rancu. Kita mau kembali ke mana? Apa pada ketaatan atau maksiat? Jika mengandung dua makna seperti ini hendaknya ditinggalkan. Karena bisa jadi orang memahami yang dimaksud adalah kita kembali pada maksiat. Artinya, ibadah hanya di bulan Ramadhan saja, setelah itu sah-sah saja untuk maksiat, sah-sah saja untuk tinggalkan shalat dan ibadah wajib lainnya. Akibat ucapan keliru, berujung pada amalan yang keliru."

I M H O
- Frasa yang lebih umum dipakai oleh orang-orang arab yang berarti sama dengan "Minal Aidin Wal Faizin", yaitu lafadz "Asaakum min Awwadah" arti perkatanya yaitu: Semoga kalian termasuk kembali.
Ketika sesama orang arab saling mendoakan dengan frasa ini atau dengan frasa Minal Aidin Wal Faizin, tidak ada yang protes dan tidak ada yang salah faham karena mereka tahu ini adalah doa untuk kebaikan dan umur panjang karena artinya lengkapnya:  Semoga kalian termasuk orang-orang yang kembali pada hari raya tahun depan" atau "Termasuk orang-orang yang hari raya dikembalikan kepada kalian tahun depan dengan kebaikan."

- Masalahnya ketika frasa ini diucapkan oleh orang Indonesia, ternyata terjadi penyelewengan atau lebih tepatnya pelebaran makna menjadi: Semoga kalian termasuk orang-orang yang kembali menjadi fithrah (suci dari dosa) dan kembali kepada Allah.

- Masalah ini ternyata berasal dari kerancuan makna "Idul Fithri" itu sendiri dimana Idul Fithri diartikan kembali menjadi Fithrah atau suci, sedangkan pemahaman yang lebih tepat yaitu bahwa arti Idul Fithri adalah sebagaimana hadits Rasulullah:
الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ وَالْفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَالأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ
“Puasa (Shaum) adalah hari pada waktu kamu berpuasa, dan (Idul) Fithri itu ialah hari pada waktu kamu berbuka (makan). Dan (Idul) Adha (Hari raya menyembelih hewan kurban) adalah pada hari kamu menyembelih hewan”.
Jadi Idul Fithri adalah hari berbuka atau makan-makan, pelebaran makna Fithri yang dihubungkan dengan fithrah (kesucian) bisa dimaklumi karena berdasarkan hadits Rasulullah yang menjanjikan bahwa "Barang siapa berpuasa ramadhan dengan keimanan dan keikhlasan maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" sehingga ia bisa kembali menjadi suci dari dosa.. Tapi, bisa jadi juga amal-amal ramadhan kita belum tentu diterima Allah dan menjadikan dosa-dosa kita diampuni, karena itu kita saling mendoakan Minal Aidin Wal Faizin, semoga kita bertemu dengan hari raya lagi tahun depan, yang pastinya kita bertemu dengan ramadhan sebelumnya.

- Kerancuan arti Idul Fithri ini pernah menimpa sahabat Pinot :) yang mendapat tugas membuat animasi iklan hari raya Idul Fitri, dengan pemahaman arti Idul Fithri khan Indonesianya, maka mas Pinot membuat animasi dengan latar belakang yang serba putih dengan arti kembali ke fithrah dan suci. Oleh bos nya ternyata diprotes, Idul Fitri kok putih gak rame, Idul fithri itu artinya makan-makan, rame-rame, makanya harus dibuat yang semarang dan berwarna-warni.. :)

- Maka IMHO dengan pemahaman yang benar tentang arti Idul Fithri dan makna doa Minal Aidin Wal Faizin, tidak ada lagi kerancuan dan salah faham tentangnya..

S.e.l.e.s.a.i

Diakhir pembahsan seputar Ucapan selamat hari raya dan frasa Minal Aidin Wal Faizin ini, saya rangkum dan ulangi point-point penting menurut pendapat saya yaitu:

Ucapan Minal Aidin Wal Faizin,
- Bukan Bid'ah.
- Bukan cuma budaya Indonesia.
- Dikenal oleh orang arab dan menjadi frasa umum yang diucapkan pada waktu hari raya.
- Benar secara bahasa dan arti.
- Artinya bukan Mohon maaf lahir batin.
- Tidak apa-apa diucapkan untuk memberi ucapan selamat dan doa kebaikan serta umur panjang pada hari raya.
- Arti lengkapnya: Semoga kalian termasuk orang-orang yang kembali pada hari raya tahun depan" atau "Termasuk orang-orang yang hari raya dikembalikan kepada kalian tahun depan dengan kebaikan" dan mendapatkan kemenangan di dunia dan akhirat"

Wallahu 'alam bisshowab

Kuwait 12-8-2013
Noor Aziz


Puasa Mutih?
Puasa dari makan daging, ikan dan sayur? tidak makan kecuali nasi putih dan air putih?
Bukan, ini bukan laku yang diatas itu, ini puasa mutih yang lain, puasa mutih yang nyunah bukan yang nganeh..
Puasa pada hari-hari putih, yaitu hari-hari yang pada waktu malamnya  bulan bersinar terang atau purnama, yaitu tanggal 13-14 dan 15 setiap bulan qamariah, dikenal juga dengan puasa hari-hari Baidh.

Jadi apa saja khasiat laku mutih yang nyunah ini? Diantaranya:


 

Yang Mampir Berteduh

Link Menarik

Kuwaitana

Panduan prosedur pengurusan visa family ke Kuwait... lengkap disertai gambar...mantap selengkapnya disini

Blog paling lengkap dengan segala informasi tentang Kuwait: Bahasa, mata uang, iklim, sosial budaya, jam kerja dan libur, sekolah, hotel, tempat makan dan restaurant, rekreasi, living cost, prosedur visa, civil ID, residency permit, driving liscense.. dll..sayang gak dibuka kolom koment... selengkapnya disini

Indonesiana

Belum nemu blog Indonesia yang pas...jadi ngunjungi profile kami dulu yah..:)

View my complete profile

Duniana

Play and Learn Activities for baby...bagus2

selengkapnya disini

Blogroll

Silaturrahim



Free shoutbox @ ShoutMix
Powered by IP2Location.com

Komentar



K2 Template by: geckoandfly3 Column by: k2ModifyBloggerized n Skinned by: Az&fA