Dian Novita Sari. Begitu nama lengkapnya ketika ditanya oleh salah seorang daiyah Indonesia di kantor IPC* seksi perempuan di daerah Raudhah. Umurnya baru 15 tahun masih sangat muda. Ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga pada salah satu keluarga kuwait. Belum genap setahun ia di Kuwait. Asalnya dari daerah Sulawesi, ketika akan bekerja ke Kuwait ia terpaksa memalsukan umurnya sehingga lebih tua dari aslinya bisa diterima bekerja.
Hari itu masih di minggu awal bulan Ramadhan ketika Novi –begitu panggilannya- memasuki gedung IPC seksi perempuan di daerah Raudhah. Dengan diantar oleh majikan perempuannya ia datang ke kantor IPC. Ketika sampai dan masuk kedalam ruangan ia bertemu dengan salah satu Daiyah dari Indonesia. Dengan ramah daiyah Lathifah menyambutnya. "Selamat datang !, selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan 1426H ! semoga ramadahn kita tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya !" begitulah kira-kira sambutan dari ukhti lathifah kepada Novi, seperti kebiasaannya yang dengan ramah menyambut setiap tamu-tamu yang datang dan ingin belajar agama islam di IPC. Dan karena hari itu sudah memasuki bulan ramadhan maka ditambahkan ucapan-ucapan selamat memasuki bulan suci ramadhan.
Dengan sedikit tertegun, ukhti lathifah merasakan hal yang tidak biasa. Biasanya setiap tamu-tamu yang disambut dengan ramah dan hangat, maka akan membalas dengan tidak kalah hangatnya. Dan bila diberi ucapan selamat menunaikan ibadah puasa, maka akan mengucapkan amin. Tapi kali ini tidak seperti biasanya karena Novi hanya membalas sambutan ukhti lathifah dengan biasa saja. Dan tidak mengatakan apa-apa ketika diberi ucapan selamat memasuki bulan suci ramadhan dan menunaikan ibadah puasa.
Dengan pengalamannya dalam menyambut tamu-tamu maka ukhti latihifah bisa merasakan perbedaan Novi dengan tamu-tamu lainnya. Mungkin ia bukan seorang muslimah demikian dalam hati ukhti latifah berkata. Setelah mempersilahkan duduk, dengan sedikit basa-basi maka akhirnya ukhti latifah menemukan sebab dari perbedaan Novi dengan tamu-tamu lainnya. Ia ternyata memang bukan seorang muslimah. Tidak seperti kebanyakan tamu-tamunya yang rata-rata adalah para pembantu rumah tangga muslimah yang ingin belajar lebih dalam lagi tentang agamanya dan juga belajar bahasa Arab, Novi ternyata bukan seorang muslimah. Dan setelah bekerja pada majikan yang muslim maka majikannya mengajaknya masuk agama islam, Karena belum tahu apa itu Islam dan bagaimana ajaran-ajarannya. Begitu juga majikannya tidak bisa mengajarkan kepadanya kerana keterbatasan bahasa komunikasi diantara mereka, maka majikannya membawa Novi ke kantor IPC karena di sana ada dai-dai yang faham dengan bahasa Indonesia.
Dengan ramah juga kemudian ukhti lathifah menerangkan tentang hal-hal dasar dalam Islam. Syahadat, sholat, puasa dan akhlak-akhlak islam. Bahwa hanya dengan Islam kita akan mendapatkan kebahagianan dunia dan akhirat. Tapi meski begitu Islam tidak memaksakan seseorang untuk memeluk dan masuk Islam. Dengan seksama Novi mendengarkan dan menyimak setiap keterangan yang didengar dari ukhti lathifah.
Setelah beberapa saat mendengarkan keterangan dari ukhti lathifah, maka kemudian Novi menyatakan keinginannnya untuk masuk Islam. Maka kemudiam ukhti latifah mengajarinya pengucapan Dua Kalimat Syahadat yang diikuti pelan-pelan oleh Novi. Begitulah sekarang Novi kecil kita telah menjadi seorang muslimah. Hanya dalam hitungan beberapa jam mengenal pelajaran-pelajaran dasar tentang Islam, ia yang asalnya seorang kafir telah menjadi seorang muslimah. Subhanallah..yang membalik-balikkan hati manusia, tetapkanlah hati-hati kami pada keislaman dan dan ketaatan kepadamu.
Saudaraku...kejadian diatas tidaklah mustahil dan memang telah terjadi, tapi kejadian itu bisa juga terjadi sebaliknya. Yaitu seseorang yang asalnya muslim beriman, dalam hitungan jam, hari atau minggu saja bisa berubah menjadi kafir. Berbagai macam sebab bisa menyebabkan hal tersebut, terutama mungkin banyak menimpa saudara-saudara kita yang agak kurang mampu, yang dengan iming-iming sedikit kenikmatan dunia, rela menjual agamanya. Atau juga bisa menimpa remaja-remaja kita yang seumuran dengan Novi, yang tanpa kesadaran mereka telah digiring dengan gaya hidup menuju pintu-pintu kekafiran.
Saudaraku...karena hal diatas itulah, mari kita sisihkan sebagian dari rizki kita untuk saudara-saudara kita yang membutuhkan, mungkin bisa menjadi salah satu pintu yang menjaga akidah islam dalam hati mereka. Begitu juga kita awasi dan kita didik dengan benar remaja-remaja kita, sehingga gaya hidup dan cara islamilah yang dikenal dan akan diterapkannya dalam kehidupan.
IPC*
“Islam Presentation Committee”
Seksi masyarakat Indonesia.
IPC adalah salah satu yayasan dakwah di Kuwait yang banyak bergerak terutama dibidang dakwah kepada nonmuslim atau para mu’allaf (tempat istriku bekerja part time sore setelah kuliah). Kolom ini InsyaAllah berisi tentang cerita orang-orang yang mendapat hidayah Allah, sebab-sebab dan hal-hal yang menyebabkan mereka masuk Islam. Terutama yang masuk Islam di Kuwait. Semoga kolom ini bermanfaat bagi kita dan menambah semangat kita untuk berdakwah dan tetap tsabat dalam dakwah ini.
Seksi masyarakat Indonesia.
IPC adalah salah satu yayasan dakwah di Kuwait yang banyak bergerak terutama dibidang dakwah kepada nonmuslim atau para mu’allaf (tempat istriku bekerja part time sore setelah kuliah). Kolom ini InsyaAllah berisi tentang cerita orang-orang yang mendapat hidayah Allah, sebab-sebab dan hal-hal yang menyebabkan mereka masuk Islam. Terutama yang masuk Islam di Kuwait. Semoga kolom ini bermanfaat bagi kita dan menambah semangat kita untuk berdakwah dan tetap tsabat dalam dakwah ini.
Label: islami
1 komentar:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Subhanalloh...saya pikir yg bisa kerja di negara Arab sana cuma yg muslim/ah saja... Alhamdulillah majikan Novi baik dan berhasil mengantarkan Novi menjadi seorang muslimah.