Sore itu mungkin sore yang biasa bagi kebanyakan penghuni asrama pelajar Qortuba* Kuwait, seperti hari-hari lainnya, mereka disibukkan dengan rutinitas belajar pada pagi hari. Dan pada sore harinya waktu agak senggang, banyak dimanfaatkan mereka untuk menekuni kecenderungan masing-masing. Sebagian ada yang mengulang pelajaran, yang lainnya ada yang ikut kegiatan ekstra, ada yang lebih suka berolahraga yang lapangannya sudah tersedia lengkap, atau bahkan ada juga yang hanya malas-malasan tidur dikamarnya.
Ridwan namanya, pelajar dari Nigeria, tahun ini adalah tahun pertamanya di Kuwait, jadi belum pernah pulang ke negaranya, karena biasanya meraka baru akan pulang pada liburan musim panas sekitar bulan juni sampai agustus, itupun dengan syarat ujian terakhir kenaikan kelas semua pelajarannya lulus semua tidak ada yang kurang dari 50, baru mereka akan diberikan tiket gratis.
Umurnya baru 15 tahun, masih kecil, memang negara Kuwait mensyaratkan batas umur yaitu 16 tahun untuk mendapatkan beasiswa, karena beasiswa yang tersedia adalah untuk tingkat tsanawi (setingkat sma di Indonesia), masa belajarnya empat tahun.Tapi biasanya kita pelajar asing harus ikit ujian penyesuaian bahasa dulu, kemudian masuk kelas persiapan sesuai dengan hasil ujiannya tadi, yang nilainya bagus hanya masuk kelas persiapan setahun saja, yang paling lama tiga tahun. Baru kemudian masuk tingkat Tsanawi (sma) selama empat tahun. Ridwan termasuk yang masuk kelas persiapan tiga tahun.
Sore itu setelah sholat maghrib, Ridwan bersama-sama dengan teman-teman asramanya, bersiap-siap keluar, mereka ada kegiatan diluar asrama. Mereka menunggu bus yang akan mengantar mereka. Sebagaian besar pakai kaus dan training, ada juga yang hanya pakai short bukan training panjang, dan kebanyakan membawa tas punggung. Pasti didalamnya adalah baju ganti. Iya pasti baju ganti karena acara sore ini adalah kekolam renang… Karena di asrama tidak ada kolam renang, maka kadang-kadang ada kegiatan berenang disalah satu kolam renang yang dekat dengan asrama, hari itu khusus dibooking untuk pelajar asrama. Setelah bus datang, mereka buru-buru berebut naik…takut tidak babagain tempat duduk, karena hanya ada satu bus saja yang datang. Sekitar 25 anak sudah masuk bus, mereka semua yang sudah mendaftar 2 hari sebelumnya kepada bapak asrama, karena kapasitas kolam renangnya memang hanyak cukup untuk sekitar 25-30 anak saja, maka pendaftarnya dibatasi. Akhrinya mereka berangkat…
Tapi ternyata setelah itu masih banyak anak-anak penghuni asrama yang juga ingin berenang, mumpung sudah dibooking kolam renangnya, pikir mereka. Dan meskipun tidak ada bus yang mengantar mereka, mereka masih nekat juga berangkat, kabanyakan berjalan kaki, karena memang jarak dari asrama ke kolam renang tidak begitu jauh, berjalan kaki kira-kira 10 sampai 15 menit saja.
Setelah sampai dikolam renang, Ustadz Hamadah dan Ustadz Anwaar, dua orang ustadz yang mengawal anak-anak cukup kewalahan juga mengawasi, karena banyaknya jumlah anak-anak yang ikut bernang, dan mereka pun tidak sempat mendata apakah ada yang tidak bisa berenang atau bisa semua. Karena kolam renangnya cukup dalam juga ukuran orang dewasa. Tapi karena sudah saking senangnya sampai kolam renang, semua anak-anak terjun ke kolam, masing-masing sibuk dengan dirinya sendiri. Dan yang sudah mahir berenang, bolak-balik berenang dari ujung keujung yang lain, ada juga yang bahkan terjun dari papan panjat, yang agak belum bisa baru berenag dipinggir agak ketengah, dan yang belum bisa berenang sudah senang bisa masuk ke kolam. Ridwan, dengan semangat, terjun ke kolam dan brsenagng-senagng bermain-main dengan air sendiri.Hari itu di kolam memang tidak ada pelatih ahli yang mengawasi dan mengajari para pengunjung yang belum bisa berenang, biasanya bila ada rombongan yang membooking kolam renang, selalu ada pelatih ahli yang mengawasi dan melatih yang belum bisa.
Tiba-tiba…
"Ustadz..!, ustadz..! salah seorang siswa berteriak-teriak memanggil ustadz Hamadah dan ustadz Anwar. “Sepertinya ada yang tenggelam di dasar kolam” lanjut anak tadi, kelihatan memang ada bayangan hitam di dasar kolam. “Ayo coba lihat!” sahut ustadz Hamadah. Shaleh salah seorang siswa yang pandai berenang, tanpa menunggu lama-lama langsung menyelam ke dasar kolam, sebentar kemudian muncul kembali ke permukaan sambil berteriak, “tolong Bantu angkat” Ahmad yang tinggi juga langsung terjun dan menyelam bersama Shaleh. Beberapa saat kemudian Keduanya muncul kepermukaan dengan membawa sesosok tubuh, kemudian langsung diangkat ke pinggir kolam renang. Siswa-siswa yang tadinya sibuk dengan diri masing-masing bersenang-senang dengan air semuanya jadi berhenti, kemudian berebut mendekat kearah Shaleh dan Ahmad yang membawa sesosok tubuh yang belum mereka ketahui siapa.
“Ayo jangan mengerubung, beri ruang, beri ruang!” teriak ustadz Anwar menghalau anak-anak yang berebut ingin tahu siapa yang tadi tenggelam, sambil tangannya mencari-cari nomor ambulan di handphonenya. Sambil tetap berusaha melihat, ingin tahu siapa yang tadi tenggelam, dengan mulut terdiam saja, semua agak mundur kebelakang memberi ruang di tengah bagi sesosok tubuh tadi. Tubuh tadi sudah kaku terbujur di pinggir kolam, dari telinga, mulut dan hidungnya sudah keluar darah. Ustadz hamadah yang seorang dokter, meskipun dokter gigi, tapi dia juga tahu CPR dan First Aid, dengan teliti memeriksa ABC, Air Ways, Breathing, dan Circulation. Kemudian dengan dua tangannya menekan dada. Kemudian dibantu Ahmad membalikan tubuh tadi, dan dari mulutnya keluarlah air, tapi tubuh tadi masih belum bergerak juga. Ustadz Hamadah kembali membaringkan tubuh tadi, kemudian kembali lagi meneliti denyut nadi, dan juga jantungnya, tapi kemudian ustadz Hamadah berhenti dan tidak memeriksa tubuh tadilagi , sambil bertanya kepada ustadz Anwar kapan ambulan datang, yang ditanya mengatakan sebentar lagi.
Anak-anak lain yang tadi masih berusaha melihat-lihat siapa sebenarnya yang tenggelam, kemudian tahu juga, ternyata tubuh tadi adalah tubuh teman mereka… Ridwan… Mereka yang tadinya terdiam, mulai berbisik-bisik diantara mereka, ada yang bertanya-tanya gimana tadi kejadiannya, ada yang bercerita tadi dia juga mau tenggelam, untung bisa berpegangan ke tangan Ahmad yang tinggi, macam-macam cerita dan komentar mereka.
Setelah beberapa saat kemudian datanglah ambulan yang ditunggu-tunggu. Mereka langsung memasukkan tubuh Ridwan kedalam mobil, karena memang didalam mobil peralatannya lengkap. Anak-anak yang lainnya terdiam, hanya melihat saja.
Salah seorang dari petugas ambulan kemudian berbicara dengan ustadz Anwar, mereka akan membawa Ridwan ke rumah sakit, dikiuti dengan untadz Anwar dengan mobilnya. Kemudian ustadz Hamadah mengkoordinir anak-anak untuk pulang ke asrama. Mereka semua belum tahu bagaimana keadaan Ridwan sebenarnya.
Setelah sampai asrama, berita jadi gempar semua anak-anak asrama bergerombol, masing-masing dengan temen-temannya, semuanya membicarakan tentang kejadian sore tadi di kolam renang. Berita dengan masih simpang siur juga mulai menyebar kemana-mana, karena hampir ditiap-tiap asrama ada pelajar yang sama Negara dengan pelajar-pelajar diasarama Qortuba. Mahasiswa di asrama Khaitan, asrama mahasiswa Institute of Applied Studies, sudah banyak yang mendengar, asrama mahasiswa Kuwait University di daerah Suwaikh juga sudah mendengar, pelajar putri di asrama Hawally, juga mahasiswi diasarama putrid Shamiyeh juga. Istriku…yang malam itu ada diasrama Mahasiswi Keifan juga sudah mendengar, dan kemudian langsung menelepon memberitahukan berita itu padaku.
Malam itu masih belum jelas berita- masih simpang siur, ada yang mengatakan Ridwan sudah meninggal, sekarang dirumah sakit pada berkumpul pegawai-pegawai kedutaan Nigeria, juga utusan-utusan dari kementrian pendidikan Kuwait, Ustadz Hamadah dan ustadz Anwar dibawa kekantor polisi, besok jasad Ridwan dibawa terbang ke Nigeria. Itu diantara berita-berita yang menyebar malam itu. Tapi semuanya belum jelas…
Malam itu setelah mendengar berita, jelas aku sangat bersedih, meskipun aku tidak kenal dengan Ridwan langsung, tapi sesama senasib dirantau, aku bia membayangka bagaimana, dan juga seumuran Ridan mengingatkanku pada awal masa sampai Kuwait, umurku juga baru 16 tahun. Yang lebih dari itu juga salah seorang saksi kejadian sore itu yaitu ustadz Hamadah adalah teman dekatku, dokter yang berwarganegara Jordania ini hamper tiap minggu aku bertemu dengannya dalam salah satu majlis taklim. Beliau kalau sore hari, memang secara sukarela aktif bersama pelajar-pelajar asrama. Dengan beberapa teman dan juga bekerjasama dengan pihak asrama dan sekolah, mengkoordinir kegiatan-kegiatan bermanfaat yang bisa mengisi waktu-waktu senggang para pelajar diasrama. Kadang-kadang dengan pengajian, les, kadang dengan kuis-kuis, berkemah, mengunjungi museum-museum atau tempat-tempat rekreasi. Pikirku,” bagaimana nasibnya ya?! apa dia ditangkap polisi? nanti bagaimana kegiatan pelajar? Tidak ada yang mengarahkan mereka?” macam-macam pertanyaan lagi ada dikepalaku, hingga membuatku tertidur.
Keesokan harinya barulah semuanya jelas, setelah bertanya-tanya kebeberapa sumber. Ridwan ternyata memang sudah meninggal… Inna Lillahi wa Inna Ilaihi raji’un…
Ustadz Anwar dan ustadz Hamadah memang diinterogasi polisi, setelah semuanya jelas dan dari visum rumah sakit juga sudah keluar hasilnya, mereka dilepas.
Keluarga Ridwan di Nigeria sudah diberitahu, dan mereka menyatakan untuk mengubur jenazah Ridwan di Kuwait saja.
Sehari setelah itu, setelah semua urusan administrasi yang berkaitan dengan fihak imigrasi dan pendidikan selesai, kamis sore jenazah Ridwan dimakamkan di Pemakaman umum Sulaibikhat. Yang melayat banyak juga, hamper semua pelajar asing putra dari semua asrama ikut mensholati dan menyaksikan pemakamannya. Begitu juga dari fihak kedutaan Nigeria dan juga dari kementrian Pendidikan Kuwait, semua ada utusan-utusannya.
“Sesungguhnya kita semua adalah milik Allah, dan sesungguhnya kita semua akan kembali kepadanya.”
Ridwan semoga engkau mendapatkan RidwanNya
Ridwan Allah (ridho Allah) itulah yang kita harapkan dari semua amal kita didunia ini, yaitu untuk mendapatkan keridhoan Alah, Semoga engkau Ridwan mendapatkan hal itu. Dan juga semoga engkau dicatat allah termasuk orang-orang yang syahid…?!
Iya…semoga engkau syahid…
Bukankah rasulullah SAW perbah mengatakan bahwa yang meninggal tenggelam, terbakar dan sakit perut, berarti dia meninggal syahid??
Dan juga beliau pernah menyatakan “Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu, maka dia ada di sabilillah (jalan Allah) sampai dia kembali?”
Dan kalau ada dijalan Allah berarti kalau meninggal adalah menigggal dijalan Allah (syahid).
Ya Allah berikanlah derajat itu pada hambamu Ridwan, dan Masukkan ia bersama kita semua kedalam Ridhom yaa Alah… Amiiin.
------------------------
* Qortuba… adalah nama salah satu kota di Kuwait, disinilah terletak salah satu asrama bagi para pelajara asing di Kuwait. Asrama pelajar Qortuba. Asrama ibu bagi hampir semua pelajar. Karena hampir semua pelajar pernah merasakan tidur diasrama ini. Biasanya adalah tahun-tahun awal mereka di Kuwait….
Yaa Alah… begitu banyak kenangan kuukir diasrama itu… itulah asramaku ketika pertama kali sampai dikuwait kira-kira 13 tahun lalu… tepatnya tanggal 15 oktober 1993. Dua tahun saja aku tinggal disana, tapi banyak kenangan yang tidak bisa kulupakan.
Disanalah pertama kali kukenal dan bertemu dengan teman-teman dari Afrika yang tinggi-tinggi dan gelaaap legam… teman-teman dari Rusia dan Eropa yang sering membantah dan beradu mulut dengan para pengasuh asrama, dengan pelajar-pelajar melayu (Malaysia, Thailand, Singapore) dan kita membentuk PPMK (Persatuan pelajar melayu di Kuwait) –aku pernah jadi salah satu ketuanya-, juga tentunya pelajar-pelajar Indonesia yang tergabung dalam PPI (perhimpunan Pelajar Indonesia) –aku juga pernah jadi ketuanya-…
Yaa Alllah… sudah cukup lama yahh… rasanya begitu cepat waktu berlalu… insyaAllah aku berazam untuk kembali bersilaturrahim dengan mereka… membantu mereka… dan aktif dengan mereka… Ya Allah berikanlah taufiq kepadaku…. Amiiin.
Label: cerita abi, kuwait
2 komentar:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
innalillahi wa inna ilaihi raji'un. aku juga pernah kerja di gulf countries hanya untuk 6 bulan. Dan itu sudah 5 tahun yang lalu. Tapi kenangannya masih melekat kuat
oh iya...? yup semoga Allah menerimanya