ومهما كانَ مهمـــــا صارَ أنتِ حبــــيـبتي أنتِ
سَقَيْـــتِ الحُــــــــــبَّ في قلبـي بِحُســـــــْن الفعلِ والسَّمْتِ
يغيبُ السَّعـــــــــــــــــْدُ إن غِبْتِ ويَصْـــــــــــــــفو العَيْشُ إِنْ جِئْتِ
نهاري كـــــــــــــــــــــــــادِحٌ حتى إذا ما عُــــــــــــــــــــــــــــــــدْتُ للبـيتِ
لَقِيتُكِ فانْجَـــــــــــــــــــــــــــــلى عني ضَـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــنايَ إذا تَبَسَّمـْتِ
تَضيقُ بيَ الحيـــــــــــــــــــــــــــــــــاةُ إذا بها يومــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــاً تَبَــرَّمتِ
فأَســــــــــــــــــــــــــــــــــــــعى جاهـداً حتى أُحَقِّقُ مـــــــــــــــــــــــــــــــــا تَمَنَّيـــْتِ
هَنـــــــــــــــــــــــــائي أنتِ فَلْتَهْنَيْ بدفءِ الحــــــــــــــــــــــــــــــــــــبِّ ما عِشْــتِ
فَرُوحـــــــــــــــــــــــانا قدِ ائْتَلَفا كَمِثْلِ الأرضِ والنَّـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــبـتِ
حَلالـــــــــــــــــــــــــــــي أَنتِ لا أَخْشى عَذولاً هَمّـُــــــــــــــــــــــه مَقْتِي
لقدْ أَذِنَ الزمــــــــــــــــــــــانُ لنا بِوَصْلٍ غَــــــــــــــيْرِ منْبَتِّ
فَيَا أَمَلـــــــــي وَيَا سَكَنـِي وََيَا أُنْسِـي ومُلْهِــــــمَتِي
يَطيبُ العَيْشُ مهما ضَـاقَتِ الأيامُ إِنْ طِبْ
Dalam tulisan lainnya di mukaddimah bukunya yang berjudul Min Ghazalul Fuqaha (Cumbu Rayu Ulama/ Ahli-ahli Fiqih)**, belia bercerita:
…Aku hanya tertawa, kemudian aku jawab pertanyaannya:Seorang Ulama yang agak kaku, pernah menegurku, karena beliau mendapati sebuah artikel yang kutulis tentang cinta, dan berkata:
Apa urusan anda dengan cinta? Anda seorang Ulama dan Hakim, tidak layak seorang Syeikh dan Hakim berbicara tentang cinta!, Cinta adalah urusan para penyair, bahkan Allah telah mensucikan nabinya dari syair, dan para ulama pun menjauhinya.
Tidakkah engkau pernah bangun pada tengah malam…
Dan engkau rasakan lebutnya embun-embun malam..
Heningnya yang membisikkan banyak kata..
Kecantikannya yang membiusmu..
Dan timbul suatu perasaan yang belum pernah engkau rasakan..
Suatu perasaan yang sangat sulit untuk diungkapkan..
Perasaan yang memainkan dawai-dawai hatimu..
Dan menyentuh relung-relung jiwamu…
…
Tidak pernahkan engkau… dalam kesendirianmu…
Angan-angan membawamu…
Hinggap pada kenangan-kenangan masa lalu..
Bayang-bayang peristiwa-peristiwa gembira…
Juga gambaran-gambaran kesedihan…
Wajah teman-temanmu yang dulu sering bersama…
Ternyata mereka sudah tidak ada…
Masa-masa muda.. yang sudah lekang dimakan umur tua…
Dan engkau pun mulai mencari… lembaran-lembaran masa lalu…
Yang tak mungkin kembali…
…
Tidak pernahkan engkau…
Membaca suatu kisah cinta… atau kisah heroik pahlawan-pahlwan pemberani…
Maka engkau rasakan hangatnya api menjalari tanganmu…
Dan dinginnya sayap-sayap burung yang mengipasi jiwamu..
…
Tidak pernahkah engkau melihat suatu pemandangan yang menyayat hati?
Atau keindahan alam semesta ini?
Siapa yang bisa menuangkan kegembiraan atau kepedihan pemandangan itu dalam suatu tulisan?
Para ahli bahasa tidak akan bisa menggambarkan hal itu, apalagi ahli fiqih, ahli hadits, para dokter dan insinyur… mereka hidup dalam belenggu alam logika dan jasad… tidak pernah berjalan di alam mimpi… tidak pernah melewati relung-relung hati… tidak pernah masuk alam-alam jiwa…
Yang akan menggambarkan hal itu adalah ahli-ahli jiwa, para penyair…
...
Dan siapa yang mengatakan kepadamu wahai tuan…
Bahwa Allah telah mensucikan nabiNya dari syair, dengan alasan karena syair itu sesuatu yang tidak baik. Yang benar adalah bahwa Allah telah menyanggah bahwa nabiNya adalah seorang penyair, sebagaimana pemahaman orang arab terhadap makna penyair, karena penyair mendapatkan wahyunya dari dalam dirinya sendiri, sedangkan nabi Allah wahtunya datang dari langit, dan Allah membalas tuduhan mereka bahwa nabinya adalah seorang penyair, Hal ini yang tidak dimengerti orang arab sehingga mereka mengatakan tuduhannya bahwa sang nabi adalah penyair, sehingga dibalas oleh Allah.
…
Dan dari mana tuan mendapatkan fatwa haramnya syair dan ketercelaannya disebabkan karena kata-kata indah didalamnya? Yang menggambarkan ungkapan hati yang mulia? Sesungguhnya ia disifati sebagai sesuatu yang tercela, bila mengungkapkan sesuatu yang bathil dan tidak benar, sebagaimana semua ucapan yang mengandung kebathilan juga disifati tercela.
…
Darimana tuan tahu bahwa para ulama menjauhinya, sedangkan buku-buku peninggalan mereka penuh dengan syair tentang cinta dan wanita.
…
Tidakkah tuan pernah mendengar bahwa Nabi Shallawwahu Alai wa sallam mendengarkan syair yang dibacakan oleh Ka'ab bin Zuhair dan didalamnya menyebut-nyebut nama wanita bernama Su'ad?***
…
Ibnu Abbas juga mendengarkan syair-syair si imamnya penyair cinta Umar bin Abi Rabi'ah dan bahkan meriwayatkannya…
Imam Hasan AlBashri dalam salah satu ceramahnya malah mengutip sebuah syair yang berbunyi:
Hari ini bersamamu percakapan dan kegenitannya
Besok bersama orang lain telapak tangan dan pergelangannya.
…
Syair yang kumaksud… adalah syair tentang kebenaran…
Yang berisi makna dan norma-norma yang bernilai, dihiasi alunan kata-kata berirama. Bukan syair-syair mesum yang sekarang banyak didendangkan, syair-syair cinta, yang membuat seseorang harus mandi besar karenanya.
…
Bagaimana mungkin seseorang akan benci syair…
Sedangkan ia adalah untaian kata-kata indah..
Dan kalimat-kalimat yang memukau..
Syair adalah bahasa yang hanya difahami dengan kalbu…
Siapa yang tidak memahaminya… berarti kosong kalbunya..
Syair adalah cerminan diri…
Siapa yang tidak bisa melihat bayangannya, maka ia adalah makhluk tak bernyawa..
Syair berbicara kenangan masa lalu…
Dan angan-angan masa depan..
Siapa yang tidak ingat masa lalunya…
Tidak punya angan-angan masa depan..
Dan tidak punya perasaan sedih atau senang…
Maka dia bukan lagi insan…
…
Cerita diatasah yang mengilhami syair berbahasa Arab yang ada diawal postingan ini…
Sebuah syair yang ditujukan untuk sang kekasih halal.. istri tercinta.
Fidaa Yasir Al Jundi, nama penyairnya, seorang ahli komputer, penulis pada majalah PC Magazine edisi Arab, merasa tertantang dengan kalimat-kalimat Syeikh Ali Thantowi
"Sedangkan penyair-penyair santun, tidak ada yang berani menulis dalam bait-bait syairnya, ungkapan cinta pada kekasih-kekasih halal mereka (istrinya/suami)".Maka dengan bahasa hati dan kalbunya… ia menuliskan syair-syair ini, untuk istri tercintanya.
Yang kemudian dilagukan dan dikenalkan oleh Ahmad Bukhatir seorang munsyid dari Emirat.
…
Mungkin saya tidak bisa merajut kata-kata indah dan menyulam kalimat-kalimat pujian… saya hanya bisa posting balik syair ini, saya hadiahkan pada istri tercinta… Ummi Asiya… mengenang tangal 19.9.2005… tiga tahun yang lalu.. Semoga Allah selalu mengumpulakn kita dalam ketaatanNya dan dalam cintaNya..
Untuk pembaca sekalian inilah arti syair diatas dalam bahasa Inggris.
Dan juga Video lagunya (b.Arab) yang didendangkan Ahmad Bukhatir...
…
Dear My Wife...
I love you the way you are
I love you however you are
and whatever becomes or whatever happens
you are my love you are, my wife
chorus repeats.........
My Halal one you are, I do not fear
The time has allowed for us to be together forever
You poured love into my heart by your good actions and character
and the life becomes pure when you come
My day is a hardship until I return to the house and I find you.
All darkness goes away from me if you smiled
chorus repeats .....
Life becomes harder and harder on me in the day you were upset
So I go striving until I fulfill what you wished for
Narrow is my life when I see you sad!
So I strive to seek what u wish.
I am happy when I see you happy
and I will give you my greatest love and warmth forever.
Our religion together, identical like the land and the plants.
You are my hope and my soul, You are my happiness and Inspiration!
My life becomes perfect when I see you happy....!
I love u the way you are!
I love u however you are!
And whatever becomes and what ever happens...
You are my love!
You are my wife!
------------------------------------
* Syeikh Ali Thantowi: Seorang Ulama dan sastrawan Islam yang terkenal, bukunya banyak yang sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia diantaranya berjudul "Kepada Putra-Putriku. Pernah ke Indonesia (Mungkin tahun 60-an) dan menuangkan pengalamannya dalam bukunya yang berjudul "Kisah dari negeri Timur: Indonesia". Pada mukaddimah buku ini, beliau mengungkapkan kekecewaannya pada perwakilan pemerintah Indonesia di KBRI Mesir dan Syiria yang kurang bisa bekerjasama. Belia setelah menulis buku tersebut sebelum dicetak, menghubungi kedua KBRI diatas dan meminta bantuan gambar-gambar tentang Indonesia, tapi tidak ada satupun yang menanggapinya, akhirnya buku diterbitkan dengan gambar seadanya. Mudah-mudahan pemerintahan dan perwakilan-perwakilannya sekarang lebih bisa responsif.
** Versi bahasa Arab PDF (Image) buku ini bisa diunduh disini.
*** Dalam khazanah sastra Islam, syair Sahabat Ka'ab bin Zuhair ini terkenal dengan sebutan "Kasidah Burdah (yang asli)", karena setelah selesai melantunkan bait-bait syairnya, Rasulullah melepaskan burdah (jubahnya) dan memakaikannya kepada Ka'ab. Sedangkan Kasidah Burdah yang sekarang terkenal (terutama dikalangan tarekat- sufi) adalah karangan Bushairy yang hidup jauh setelah jaman kenabian.
Label: azfa, cerita abi, opini
10 komentar:
suit..suit..:)
jazakallah kher atas "kadonya", atas do'a dan supportnya selama ini..mudah2n Allah snantiasa mengumpulkan kita dalam kebaikan..aamin..wid all my Love.. umminya Asiya.
sungguh sesuatu yang sangat indah apabila mengungkapkan perasaan kita melalui sebuah syair
"semoga dengan bertambahnya umur dalam rumah tangga,keluarga anti semakin bertambah pula keberhasilan dalam meraih cita2 sejati dalam titian dan ridho ALLAH swt",,,amien....
sakinah mawadah warahmah ya!!!
Subhanallah...
Berat berat...bagus syair lagunya euy!
Subhanallah...indah banget syairnya...bolehkah sy copy syairnya buat istri sy dan di posting ? sy menunggu ijin dari pak Azis :) makasih...
wew, sangat mencerahkan artikelnya. ijin nge-bookmark Suhu....
Terimakasih infonya nih...
Blog ini memeang luar biasa
Salam kenal dari: Ruby
di: http://pusat-akademik.blogspot.com/
subhanalloh........
syair yg indah....
dpatkah ana mengcopy syair ini ........?
salam kenal dari qwh: Ririn
sebenarnya saya ingin join ke blog anda hanya saja fasilitas join tidak ada, dan mencoba download ghazal fuqaha tapi tidak bisa. untuk terjemahan lagu zaujati bagus, dari link google yang saya kunjungi baru ini terjemahan yang paling cocok. terimakasih, salam dari demak.